Sewaktu bangsa indonesia berusaha keras mempertahankan kemerdekaan dr ancaman belanda, ternyata muncul berbagai gangguan keamanan dr dlm negeri. Gangguan keamanan tersebut pd umumnya bersifat sparatis dan berusaha memisahkan diri dari negara kesatuan republik indonesia. Hal ini disebabkan oleh hubungan pusat dan daerah memburuk, dan pembagian keuangan yg tdk adil. Secara rinci gangguan keamanan tsb dpt diuraikan di bawah ini:
- pemberontakan PKI tanggal 18 september 1948 di madiun, berusaha membentuk negara indonesia yg meniru gaya uni soviet dngn landasan komunis. Tokoh pemimpinnya Musso, Amir syarifuddin, Alimin, dan Darsono.
- pemberontakan DI/TII di jawa barat yg dipimpin Kartosuwiryo. Langkah kartosuwiryo diikuti oleh beberapa pendukungnya yg mendirikan DI/TII, misalnya Amir fatah dan Kyai somolangu di jawa tengah, Ibnu hajal di kalimantan selatan, Kahar muzakar di sulawesi selatan, dan daud beureueh di aceh.
- pemberontakan APRA di bandung di bwh pimpinan Westerling.
- pemberontakan Andi azis di sulawesi selatan.
- RMS dipimpin Dr. Soumokil di maluku.
- PRRI di sumatra dan Permesta di sulawesi.
-.pemberontakan G 30 S/PKI tahun 1965
Pada umumnya utk mengatasi konflik dlm negeri tsb, pemerintah mengupayakan dua cara yaitu cara diplomasi dngn mengirim utusan dan cara kekerasan dngn mengadakan operasi militer.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar